Bismillah, Alhamdulillah. Perjumpaan dan perpisahan adalah keniscayaan dalam kehidupan. Hidup dan mati adalah realita atas para makhluk hidup di alam semesta. Setelah beberapa waktu kemarin terjadi kematian atas hampir 100 ekor ayam di SLB Bhakti Pertiwi, tetapi ayam-ayam lain yang masih hidup, mereka dapat "keluruk" hari ini.
Keluruk artinya bahasa ayam jantan yang memberi isyarat pada lingkungan sekitar. Entah isyarat memanggil, isyarat menyambut kedatangan, isyarat syukur atas nikmat-Nya, ataukah sekedar memberi tanda bahwa waktu pagi telah tiba, karena admin pun belum pernah melakukan konfirmasi pada ayam yang keluruk itu.
Ayam-ayam yang keluruk tersebut memberikan isyarat bahwa mereka masih hidup. Mereka bertahan, untuk tetap hidup dan juga memberi penghidupan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB Bhakti Pertiwi. Melalui keterampilan peternakanlah para ABK dengan telaten merawat ayam-ayam kampung super di sekolah. Melalui hal ini pulalah sebagian diantara mereka mendapatkan pendapatan untuk ditabung dan membahagiakan orangtua. Ya, melalui keterampilan peternakan ini mereka belajar mandiri, seolah mereka berkata pada dunia "kami ini lho anak SLB tetapi tetap dapat belajar dan bertahan hidup".
Film dokumenter ini menceritakan seputar kegiatan keterampilan peternakan ayam kampung super di SLB Bhakti Pertiwi. Ade dan Hendi menjadi sampel model dan Pak Heri menjadi pendamping mereka. Alhamdulillah, melalui tayangan singkat ini didapatkan gambaran tentang sejarah dan perjalanan keterampilan peternakan ayam di SLB Bhakti Pertiwi. Kedepan, insyaa Allah ditampilkan pula film dokumenter tentang keterampilan batik, keterampilan boga, keterampilan anyam keset, keterampilan kriya kayu, tata busana, dan laundry selbeby. "Kukuruyuuuuuuuuuuk", si rembo keluruk menyambut mentari pagi.
1 coment�rios :
Posting Komentar