Bismillah, Alhamdulillah. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Kita saat ini menikmati buah perjuangan para pahlawan kemerdekaan 73 tahun silam. Bung Karno mengatakan, "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah". Untuk itulah setidaknya setiap tahun kita semua memperingati HUT Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting dilakukan untuk mengatasi penjajahan di era modern. Upaya penjajahan pada masa kini diawali dengan memutus sejarah, sehingga generasi mendatang tidak ada akses terhadap sejarah masa silam.
Upacara peringatan HUT NKRI ke-73 Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, DIY diselenggarakan di Lapangan Desa Bokoharjo. Kegiatan diikuti oleh sekolah-sekolah/ madrasah dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/K, dan SLB. Selain itu instansi-instansi pemerintah di Prambanan juga turut serta dalam kegiatan ini. SLB Bhakti Pertiwi mengirimkan para siswa jenjang SMP dan SMA. Sekolah paling dekat seperti Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta juga mengirimkan para santri untuk mengikuti upacara.
Pra upacara diisi dengan beberapa atraksi yaitu tarian dari Sanggar Budaya Breksi Sambirejo Prambanan. Sanggar ini dipimpin oleh Bapak Agus Sukino. Tarian ini dilakukan oleh 16 orang. Atraksi yang kedua adalah Bergodo Joyodino dari Sawo, Sumberharjo, Prambanan. Bergodo artinya prajurit pejuang kemerdekaan yang berasal dari rakyat. Bergodo ini dipimpin oleh Bapak Sadiman. Bergodo Kotor ini terdiri atas 12 prajurit penabuh, 8 prajurit srikandi, dan 14 prajurit utama. Para prajurit ini melaksanakan tugas pengamanan negara.
Para peserta upacara mengikuti seluruh rangkaian upacara dengan khidmat. Pada sesi penghormatan kepada Sang Saka, para peserta larut dalam suasana. Seolah terbayang ketika awal merah putih dikibarkan, setelah sebelumnya dijahit oleh beliau Ibu Fatmawati. Perjuangan kemerdekaan dapat diraih karena para pejuang totalitas menjalankan perannya. Kegiatan ditutup dengan bacaan doa.
Ibu Yuliati bersama santri MBS Yogyakarta |
Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bandung Bondowoso Prambanan. Demonstrasi mempertunjukkan evakuasi medis dengan tema siaga pertolongan terhadap korban bencana. Evakuasi medis yang dilakukan antara lain penanganan patah tulang leher, kaki, dan tangan. Tujuan dari atraksi ini adalah memberikan gambaran penyelamatan jiwa korban bencana alam.
Selain itu disampaikan pula informasi destinasi wisata di wilayah Prambanan, Sleman, DIY. Beberapa destinasi tersebut adalah Candi Prambanan, Kraton Ratu Boko, Pasar Tradisional, Watu Tarung, dan Watuadig. Selain terdapat pula Goa Jepang, Tugu Bendera, Monumen Pertempuran Ratubalik, dan Bukit Teletabis. Alhamdulillah, semoga kita semua menjadi manusia yang merdeka. Aamiin. (agz)
Tim Cepat Tanggap Linmas Prambanan |
Atraksi FPRB Prambanan |
Kepala Desa Bokoharjo (dua dari kanan) bersama kepala desa se-Kecamatan Prambanan |
0 coment�rios :
Posting Komentar