Administrasi merupakan kelengkapan mengajar bagi guru. Hal ini bertujuan agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat berlangsung secara tertib, sistematis, dan tercapai tujuan pembelajaran. Selain untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kepada siswa, administrasi juga berpengaruh pada pengembangan karir guru.
Oleh karena itu, Kelompok Kerja Guru Sekolah Luar Biasa (KKG SLB) Kabupaten Sleman Gugus I yang terdiri dari tiga sekolah yaitu SLB Bhakti Pertiwi, SLB Bhakti Kencana, dan SLB Bhakti Kencana II menyelenggarakan kegiatan Diklat Pengembangan Administrasi Guru. Kegiatan ini dilaksanakan di gedung SLB Bhakti Kencana dan dijadwalkan selama empat hari yaitu Selasa-Jumat, 10-14 Juli 2018 pukul 07.30-15.00 WIB
Kegiatan pada hari pertama dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan kebijakan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PK-LK), asesmen pembeljaran, dan diakhiri dengan praktik asesmen pembelajaran. Kepala SLB Bhakti Kencana, Gondo Prayitno, M.Pd. menyampaikan sambutan kepada peserta dan narasumber. Selanjutnya adalah penyampaian kebijakan PK-LK oleh Kepala Bidang PLB dan Dikdas Dinas Dikpora DIY, Drs. Bakhtiar Nur Hidayat. Beberapa poin yang disampaikan oleh beliau adalah tentang Perluasan Akses Pendidikan, peningkatan mutu layanan dan manajemen sekolah.
Perluasan akses pendidikan diperlukan agar anak-anak berkebutuhan khusus yang terdapat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat menerima pelayanan pendidikan. Hal ini dikarenakan beberapa wilayah yang masih dalam upaya penjangkauan pelayanan, seperti beberapa wilayah di Gunungkidul, Kulon Progo, dan beberapa tempat lain yang belum begitu tersentuh akses transportasi dan komunikasi sebgaimana tempat lainnya. Hal kedua yang disampaikan beliau adalah tentang pelaksanaan pembelajaran. Beberapa yang terkait hal ini adalah tentang infrastruktur dan sarpras, kurikulum , dan penjaminan mutu. Hal terakhir yang beliau sampaikan pada sesi ini adalah tentang akuntabilitas publik. Hal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk memenuhi kebutuhan publik seperti harapan masyarakat terhadap kemajuan pelayanan di sekolah. Hal lainnya adalah tentang kebutuhan Guru Pembimbing Khusus di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi, akreditasi sekolah, input dan output.
Sesi selanjutnya adalah asesmen pembelajaran yang disampaikan oleh Dr. Wiji Suparno, M.Phil.SNE. Sesi ini bertujuan untuk mengembangkan tindakan asesmen guna mengidentifikasi peserta didik yang diampu oleh guru. Asesmen dilakukan pada setiap mata pelajaran dan setiap saat. Kegiatan identifikasi ini meliputi identifikasi belajar, sosial emosi, komunikasi, dan neuromotor. Melalui sesi ini guru juga melakukan praktik menggunakan instrumen asesmen yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan saat ini.
Yang menarik dari kegiatan ini adalah penyampaian beberapa sudut pandang bahwa kebutuhan ABK pasca lulus sekolah. Ada beberapa ABK yang tidak mau lulus dari sekolah karena beberapa alasan diantaranya sekolah mampu memberi rasa aman dan nyaman. Selain itu ada juga orangtua kurang peduli terhadap anak. Oleh karena itu, diharapkan melalui diklat ini sekolah dapat meningkatkan akomodasi siswa agar semakin banyak ABK yang mampu hidup mandiri, mengaktualisasikan kemampuan masing-masing, setelah lulus SMALB nanti.
-bersambung-
0 coment�rios :
Posting Komentar