Rasa aman, pengakuan eksistensi, dan kebebasan mengaktualisasikan diri merupakan bagian dari hirarki kebutuhan manusia. Dengan demikian, setiap orang berhak mendapatkan hal tersebut dari lingkaran terdekat yaitu keluarga maupun dalam lingkup yang lebih luas yaitu dalam kehidupan bernegara. Oleh sebab itu, warga dunia dengan dipelopori oleh organisasi dunia menetapkan 3 Desember sebagai Hari Difabel Internasional (HDI). Peringatan ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan masyarakat akan persoalan-persoalan yang terjadi berkaitan dengan kehidupan para penyandang disabilitas dan memberikan dukungan untuk meningkatkan martabat, hak, dan kesejahteraan para penyandang cacat. Kegiatan Peringatan HDI tahun 2017 diperingati di sejumlah daerah di wilayah NKRI, sedangkan acara puncaknya diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di Lapangan Candi Prambanan dengan mengusung tema "Menuju Masyarakat Inklusi, Tangguh dan Berkelanjutan".
Kegiatan puncak peringatan tersebut diselenggarakan selama 2 hari pada 2-3 Desember 2017. Hari pertama ini diselenggarakan kegiatan jalan sehat bagi penyandang disabilitas beserta para pendampingnya. Adapun pelepasan peserta jalan sehat dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial. Para peserta difabel daksa yang masih belum dapat mandiri mengoperasikan kursi roda maka mereka dibantu oleh pendampingnya. Sedangkan Difabel netra, mereka mempunyai cara yang asyik dalam melaksanakan jalan sehat yakni dengan berpegangan tongkat antara satu dengan yang lain.
Pasca jalan sehat, kegiatan puncak peringatan HDI 2017 dibuka oleh Wakil Gubernur DIY dengan ditandai pemukulan gong. Pasca pembukaan, disampaikanlah beberapa penghargaan yang salah satunya adalah penghargaan Desa Pangan Aman tingkat DIY yang diraih oleh Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kab. Gunungkidul. Selanjutnya disampaikan sambutan-sambutan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial RI, Bapak Nahar, SH, M.Si.
Setelah pembukaan usai, Wakil Gubernur DIY berkeliling ke stand-stand pameran untuk menyaksikan hasil karya dan produk-produk dari saudara-saudara penyandang disabilitas. Stand pameran ini diikuti oleh perwakilan daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dari Daerah Istimewa Yogyakarta menampilkan stand produk-produk hasil karya ABK di SLB se-Kabupaten Sleman. Penyelenggaraan stand SLB ini diwadahi melalui forum MKKS. Stand MKKS SLB Kabupaten Sleman menampilkan kain batik, lukisan, aksesoris, permen asem, dan tas. Sementara itu MKKS SLB Kota Yogyakarta, MKKS SLB Kab. Gunungkidul, MKKS SLB Kab. Kulonprogo dan MKKS SLB Kab. Bantul menampilkan bakpia, kain batik, dan aksesoris.
Acara lebih meriah karena adanya pawai roda tiga. Pawai roda 3 yang start dari pukul 08.00 dari Stadion Maguwoharjo menuju Kantor Dinas Sosial. Dengan dilepas secara resmi oleh Kepala Dinas Sosial, rombongan meluncur ke Candi Prambanan. Puncak acara siang ini dihadiri oleh beliau menteri Sosial Ibu Khofofah Indar Parawansa. Selain itu ditampilkan hiburan band dan kesenian dari berbagai SLB dan dari teman-teman komunitas difabel dari penjuru tanah air. Alhamdulillah peserta tetap istiqomah dan semangat mengikuti rangkaian kegiatan.
(agz)
(agz)
0 coment�rios :
Posting Komentar