Assalamu'alaikum Wr Wb
Alhamdulillah puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas kecintaan-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah SAW, dan semoga kelak kita dipertemukan bersama beliau.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan juga anak-anak lainnya perlu mendapatkan konsep adab merawat diri dengan benar. Benar artinya sesuai dengan kaidah-kaidah kesopanan dan kaidah agama. Salah satunya adalah perihal memotong rambut.
Beberapa waktu sebelumnya, penulis mendapati beberapa siswa laki-laki memiliki rambut yang sudah panjang. Selanjutnya anak-anak yang rambutnya telah panjang tersebut diberikan tugas oleh guru untuk memotong rambut di rumah. Hari berikutnya, anak-anak lapor kepada guru bahwa sudah memangkas rambutnya sesuai apa yang guru tugaskan. Namun didapatkan bahwa ternyata rambut anak-anak tersebut dipangkas qaza', yaitu mencukur sebagian rambut, samping dipangkas tipis, tengah dibiarkan tebal, "njebubuk" kata orang Jawa. Selanjutnya karena mendapati model rambut seperti itu, guru menyampaikan kepada mereka, bahwa model rambut seperti ini dilarang oleh Rasulullah SAW.
“Rasulullah melarang dari Qaza”. [HR Bukhari dan Muslim]
“Cukurlah semuanya atau biarkan semuanya”. [HR Abu Dawud dengan sanad shahih sesuai dengan syarat Muslim].
Imam Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa bentuk qaza’ yang dilarang, yaitu; mencukur rambutnya di sana sini dari kepalanya, mencukur di tengahnya dan membiarkan di sampingnya, mencukur di bagian samping dan membiarkan di bagian tengahnya, mencukur di bagian depan dan membiarkan di bagian belakang (Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul Maudud Bi Ahkam Al Maulud, Beirut, Daar Al Jiil, 1988, hlm. 119.)
Imam Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa bentuk qaza’ yang dilarang, yaitu; mencukur rambutnya di sana sini dari kepalanya, mencukur di tengahnya dan membiarkan di sampingnya, mencukur di bagian samping dan membiarkan di bagian tengahnya, mencukur di bagian depan dan membiarkan di bagian belakang (Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul Maudud Bi Ahkam Al Maulud, Beirut, Daar Al Jiil, 1988, hlm. 119.)
Setelah guru menerangkan tersebut, akhirnya anak-anak yang rambutnya qaza' tersebut dengan sadar mau dipangkas dan dirapikan oleh guru.
Bapak, Ibu, saudara-saudaraku, bahwasanya hal ini adalah hal sederhana yang biasa kita temui di sekolah kita maupun di lingkungan sekitar kita. Model rambut qaza' meskipun sekilas tidak ada hal yang perlu kita risaukan, akan tetapi mengandung hal-hal yang berkaitan dengan aqidah. Ada yang berkata, "Ah, cuma model rambut, kenapa musti di fikirkan?" dll dll. Hal ini bukan serta merta 'cuma' model rambut, akan tetapi Rasulullah SAW sendiri yang memberikan tauladan akan model rambut yang benar. Mungkin kita berprasangka, "ah, apa sih fungsinya? kayaknya nggak ada hal yang signifikan deh, kenapa musti difikirkan". Namun mari kita ingat Saudaraku, bahwasanya hal ini yang menyampaikan Rasulullah SAW, akal kita terbatas, indera kita terbatas, maka sesungguhnya kita memerlukan petunjuk dari Allah dan RasulNya. Saudaraku, penulis mengajak pada diri penulis sendiri dan juga kita semua, mari kita laksanakan contoh-contoh Rasulullah dalam kehidupan kita, sekalipun hal tersebut adalah hal-hal yang kecil. Jika ada contoh-contoh yang belum dapat kita laksanakan, jangan kita benci, tetapi kita mohon kepada Allah agar diberikan kekuatan sehingga dapat melaksanakannya. Karena melaksanakan contoh, teladan, nasihat dari Rasulullah adalah bukti cinta kita kepada beliau, sehingga dengan hal tersebut semoga kelak kita mendapatkan syafaat/pertolongan kelak di akhirat. Salam.
(agz)
0 coment�rios :
Posting Komentar