Sebagaimana kita ketahui bahwa Agen Perubahan Informatika
(API) adalah penggerak revolusi mental di bidang informatika yang dimotori oleh
Relawan TIK yang mampu menggunakan dan memanfaatkan TIK dan Internet secara Cerdas, Kreatif dan
Produktif dan dapat mempromosikan, menularkan serta memberikan edukasi
kepada masyarakat di bidang Informatika.
Cerdas artinya memanfaatkan internet secara baik dalam arti
tepat guna, aman sesuai etika, budaya dan norma yang berlaku. Kegiatan memanfaatkan
internet ini yaitu meliputi searching atau mencari data, game online atau
hiburan, learning atau pembelajaran, collecting atau mengumpulkan data berupa
gambar, audio dan video, communicating atau berkomunikasi melalui media sosial,
dan creating sebagai wadah berkreasi.
Kreatif artinya menciptakan karya baru yang berpotensi
memberikan manfaat dan nilai tambah. Contoh riil adalah menulis buku, menulis
artikel, memanfaatkan sebagai perencana keuangan, berbagi informasi di peta,
dan sebagainya. Produktif artinya mendapatkan atau memberikan manfaat yang
maksimal dari penggunaan teknologi dan internet, untuk diri sendiri dan orang
lain. Contoh nyata adalah pembuatan media pembelajaran, membuat blog,
memromosikan barang online, membuat aplikasi dan sebagainya.
Lindungi anak kita. Sumber: zigy.net |
Definisi-definisi tersebut penulis sampaikan dengan tujuan
agar kita semua nantinya mampu memahami tentang Agen Perubahan Informatika
dengan benar. Karena hal-hal yang berkaitan dengan teknologi informatika ini
kita semua sudah sepakat bahwa ada banyak orang yang besar dan berhasil dengan
internet, tetapi juga tidak sedikit orang yang berurusan dengan hukum juga
karena internet ini. Harapannya dengan API ini dapat membantu bangsa Indonesia
sehingga dapat memanfaatkan INternet secara
CerdAs, KreAtif dan Produktif.
Mengapa harus cerdas? Karena konten-konten di internet ini banyak sekali macamnya. Pintar saja tidak cukup, jadi harus cerdas, sehingga dapat memilih dan memilah konten-konten yang aman bagi kesehatan jiwa dan raga. Jiwa dan raga, sejauh itukah? Iya, karena penulis yakin kita semua telah mengetahui bahwa konten-konten yang salah, jika diterima oleh anak maka dampaknya akan serius. Pada artikel yang telah lalu kita ketahui bahwa anak-anak masih memiliki identitas diri yang rendah, sehingga dia mengambil informasi-informasi dari sekitarnya dan selanjutnya menganggap itu sebagai pemahaman yang benar bagi dirinya. Informasi dari sekitar ini yang terdekat adalah orangtua, anak akan mengambil informasi sebanyak-banyaknya dari hasil pengamatannya terhadap orangtua dan akhirnya akan meniru. Selain orangtua, informasi juga anak dapat dari internet. Jika anak mengakses informasi yang salah, maka hal ini akan sangat merugikan. Informasi yang salah ini contohnya adalah konten kekerasan (cyber bullying), pornografi, berita tidak benar/hoax, permainan judi, bahkan sosial media yang berakhir dengan penculikan.
Bersambung
(agz)
0 coment�rios :
Posting Komentar