Guru dan Karyawan SLB BP Tgl 31 Agt 2015 |
Puji syukur, alhamdulillahirobbil'alamin, kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, Allah SWT yang telah memberikan setiap umatNya kelebihan masing-masing.
Berdasarkan surat edaran Gubernur DIY nomor 0120 Tahun 2015 tentang Penggunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta, yang diingatkan kembali oleh Pemda DIY dalam surat edaran Nomor 003/8681 Tahun 2015 dari Pemda DIY perihal Peringatan Hari Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, maka pada hari ini, Senin 31 Agustus 2015 seluruh Pimpinan dan anggota DPRD se DIY, Pegawai Pemda DIY, Pegawai Pemerintah Kabupaten/Kota se DIY dan pegawai instansi vertikal yang berkedudukan di DIY mengenakan pakaian tradisional Jawa Yogyakarta.SLB Bhakti Pertiwi sebagai salah satu sekolah yang berada dibawah koordinasi Dinas Dikpora DIY juga turut serta menindaklanjuti dan melaksanakan aturan tersebut. Terbukti pada hari ini seluruh guru dan karyawan sekolah mengenakan pakaian Jawa DIY.
Berkaca pada UU No 13 Tahun 2012 Tentang Keistimewaan DIY Bab III Pasal 4 Poin g, bahwa pengaturan keistimewaan DIY dilaksanakan berdasarkan asas pendayagunaan kearifan lokal. Arif artinya bijaksana; cerdik dan pandai; berilmu, sedangkan kearifan artinya kebijaksanaan; kecendekiaan. Bapak KH Ali Maksum, pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, menyatakan bahwa Kearifan adalah timbul dari kelembutan pemikiran dalam mencerna dan menghayati pengetahuan serta pengalaman. Secara umum maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Pakaian Jawa Yogyakarta adalah cerminan dari kearifan lokal Yogyakarta. Sesuatu yang unik dan hanya terdapat di DIY, yang segenap masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan tersebut. Bisa jadi secara fisik pakaian adat Jawa Yogyakarta juga ada yang sampai di Amerika, Jepang, Australia dan negara-negara lain di dunia ini, akan tetapi nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya hanya dapat dimaknai oleh masyarakat DIY. Masyarakat yang setiap individunya mampu memberikan apresiasi terhadap keluhuran yang terdapat dalam pakaian Jawa Yogyakarta ini. Manusia jika sudah mampu memberikan apresiasi terhadap sesuatu yang dimilikinya, maka ia akan mampu melihat hal tersebut sebagai bagian dari cara Tuhan mengajarkan hikmah pada manusia. Dengan demikian, maka dalam konteks pakaian adat Jawa Yogyakarta ini, masyarakat DIY memegang teguh dan melestarikan kearifan lokal DIY serta bangga memiliki dan mengenakan Pakaian Adat Jawa Yogyakarta sebagai buah karunia dari Tuhan Yang Maha Tinggi.
Selamat hari Keistimewaan DI Yogyakarta, semoga masyarakatnya sejahtera semuanya. Alhamdulillah
(agz)
Berdasarkan surat edaran Gubernur DIY nomor 0120 Tahun 2015 tentang Penggunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta, yang diingatkan kembali oleh Pemda DIY dalam surat edaran Nomor 003/8681 Tahun 2015 dari Pemda DIY perihal Peringatan Hari Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, maka pada hari ini, Senin 31 Agustus 2015 seluruh Pimpinan dan anggota DPRD se DIY, Pegawai Pemda DIY, Pegawai Pemerintah Kabupaten/Kota se DIY dan pegawai instansi vertikal yang berkedudukan di DIY mengenakan pakaian tradisional Jawa Yogyakarta.SLB Bhakti Pertiwi sebagai salah satu sekolah yang berada dibawah koordinasi Dinas Dikpora DIY juga turut serta menindaklanjuti dan melaksanakan aturan tersebut. Terbukti pada hari ini seluruh guru dan karyawan sekolah mengenakan pakaian Jawa DIY.
Berkaca pada UU No 13 Tahun 2012 Tentang Keistimewaan DIY Bab III Pasal 4 Poin g, bahwa pengaturan keistimewaan DIY dilaksanakan berdasarkan asas pendayagunaan kearifan lokal. Arif artinya bijaksana; cerdik dan pandai; berilmu, sedangkan kearifan artinya kebijaksanaan; kecendekiaan. Bapak KH Ali Maksum, pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, menyatakan bahwa Kearifan adalah timbul dari kelembutan pemikiran dalam mencerna dan menghayati pengetahuan serta pengalaman. Secara umum maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Pakaian Jawa Yogyakarta adalah cerminan dari kearifan lokal Yogyakarta. Sesuatu yang unik dan hanya terdapat di DIY, yang segenap masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan tersebut. Bisa jadi secara fisik pakaian adat Jawa Yogyakarta juga ada yang sampai di Amerika, Jepang, Australia dan negara-negara lain di dunia ini, akan tetapi nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya hanya dapat dimaknai oleh masyarakat DIY. Masyarakat yang setiap individunya mampu memberikan apresiasi terhadap keluhuran yang terdapat dalam pakaian Jawa Yogyakarta ini. Manusia jika sudah mampu memberikan apresiasi terhadap sesuatu yang dimilikinya, maka ia akan mampu melihat hal tersebut sebagai bagian dari cara Tuhan mengajarkan hikmah pada manusia. Dengan demikian, maka dalam konteks pakaian adat Jawa Yogyakarta ini, masyarakat DIY memegang teguh dan melestarikan kearifan lokal DIY serta bangga memiliki dan mengenakan Pakaian Adat Jawa Yogyakarta sebagai buah karunia dari Tuhan Yang Maha Tinggi.
Selamat hari Keistimewaan DI Yogyakarta, semoga masyarakatnya sejahtera semuanya. Alhamdulillah
(agz)
0 coment�rios :
Posting Komentar