Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Tuhan YME pencipta alam semesta. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasul akhir zaman, Muhammad SAW.
Wanita dapat memegang peranan penting dan menorehkan sejarah. RA Kartini merupakan salah satu wanita yang tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai tokoh emansipasi wanita. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara dan M.A. Ngasirah. Sejak muda RA.
Kartini sudah ingin memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada saat itu berstatus sosial yang rendah,ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar, dan buku yang terkenal dari tulisan RA. Kartini berjudul " Habis Gelap Terbitlah Terang ". Untuk mengenang jasa Kartini, maka setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini. SLB Bhakti Pertiwi memperingatinya dengan berbagai macam acara seperti upacara bendera, lomba fashion show pakaian adat dan tukar kado.
Kartini sudah ingin memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada saat itu berstatus sosial yang rendah,ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar, dan buku yang terkenal dari tulisan RA. Kartini berjudul " Habis Gelap Terbitlah Terang ". Untuk mengenang jasa Kartini, maka setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini. SLB Bhakti Pertiwi memperingatinya dengan berbagai macam acara seperti upacara bendera, lomba fashion show pakaian adat dan tukar kado.
Pelaksanaan upacara bendera SLB Bhakti Pertiwi dilaksanakan di halaman sekolah. Peserta upacara yang terdiri siswa-siswi SLB Bhakti Pertiwi juga memakai pakaian yang sama. Pembina upacara adalah Ibu Sudarmi, M.Pd. Petugas sebagai komandan upacara adalah Ibu Rusmiyatun, petugas pengibar bendera merah putih Ibu Isti, Ibu Fillastuti dan Bapak Rudianto, pembawa susunan upacara Ananda Nur Ilma, petugas pembaca pembukaan UUD 1945 ananda Narum, pembina upacara Ibu Puji dan Pembaca doa Pak Sonhaji. Petugas upacara pada kesempatan ini di bantu oleh bapak-bapak karena ada 3 ibu guru yang sedang cuti dan tugas dinas sehingga kekurangan personel ibu-ibu.
Dalam kesempatan ini, pembina upacara mengingatkan akan jasa para pahlawan pejuang emansipasi wanita di Indonesia. Pembina upacara juga memberi semangat kepada anak-anak perempuan agar mencontoh semangat RA Kartini untuk selalu belajar dan mengembangkan diri. Setelah amanat disampaikan, maka seluruh peserta upacara menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini dengan diiringi instrumen organ oleh Bapak Makinudin, M.Pd. Selanjutnya upacara ditutup dengan doa.
Setelah upacara usai, semua anak, guru dan orangtua siswa yang hadir menuju ke Candi Sojiwan di Kebondalem Prambanan Klaten. Disana acara dilanjutkan acara 'Lomba Keluwesan' yang diikuti semua siswa. Dalam acara ini anak-anak berjalan sembari memperagakan busana adat yang mereka kenakan. Aspek yang dinilai antara lain penampilan, keluwesan dalam berjalan dan juga gaya/pose yang ditunjukkan. Selanjutnya dipilihlah 3 terbaik putra dan 3 terbaik putri. Nampak kegembiraan dan keceriaan diwajah anak-anak tersebut, mengingat momen ini diikuti setahun sekali dan sebagian orang tua pun ikut senang melihat anak-anak mereka berdandan dan berkumpul bersama teman-teman.
"Alhamdulillah Pak anak saya sangat senang mengikuti acara ini. Sejak tadi pagi sebelum subuh anak saya sudah bangun dan dandan mengenakan kebaya, padahal kalau hari-hari biasa jam setengah 7 baru bangun. Jadi setelah sholat subuh langsung dandan dan semangat beranbgkat sekolah" Kata Ibu Dewi, orang tua siswa SLB Bhakti Pertiwi kelas VII C1. (agz)
0 coment�rios :
Posting Komentar